Dewasa ini, penggunaan telepon seluler sudah menjadi hal yang biasa dan dapat dilakukan oleh semua kalangan. Anak-anak ataupun orang dewasa, pelajar maupun pekerja, pedagang kaki lima hingga konglomerat, semuanya dapat memiliki dan menggunakan alat komunikasi tersebut. Murahnya tarif pulsa dari operator telepon seluler dan harga handset telepon seluler yang terjangkau, menjadikan barang yang satu ini dapat dimiliki oleh semua kalangan serta dipergunakan secara luas sebagai alat komunikasi antar manusia. Alat komunikasi ini menyebabkan tidak adanya lagi batas ruang dan waktu yang memisahkan manusia dalam berkomunikasi. Kapanpun dan dimanapun selama tersedia jaringan telepon seluler dan pulsa yang cukup tentunya, semua dapat melakukan komunikasi, yang bukan hanya terbatas pada komunikasi tulisan berSMS, tetapi juga komunikasi lisan lewat percakapan suara dan bahkan saat ini dapat dilakukan komunikasi tatap muka langsung lewat fasilitas video call.
Penggunaan yang luas dari telepon seluler, disatu pihak sangat membantu manusia dalam kehidupan sehari-harinya, akan tetapi di pihak lain perlu diwaspadai dampak dari pemakaian alat tersebut khususnya dampak bagi kesehatan kita. Kekhawatiran mengenai dampak telepon seluler saat ini menjadi perhatian utama kalangan ilmuwan sedunia. Telah dilakukan banyak penelitian yang mencoba melihat pengaruh penggunaan telepon seluler terhadap kesehatan manusia. Sebuah kajian tengah menengarai bahwa aktifitas sel otak dapat berubah jika seseorang menelpon cukup lama, demikian pula bayi yang masih ada dalam kandungan dapat mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) apabila ibunya terlalu sering menggunakan telepon seluler.
Lalu bagaimana dampak penggunaan telepon seluler terhadap pendengaran/organ telinga kita? Bukankah kebiasaan kita sehari-hari dalam menggunakan telepon seluler masih dengan cara memegang handset ponsel dan menempelkannya ke kepala dan diletakkan sedekat-dekatnya dengan telinga kita? Bahkan dipakai dengan cara menempel dan menutupi telinga kita. Dengan demikian, maka organ telingalah yang paling merasakan secara langsung dampaknya. Dampak yang nyata dan langsung bisa dirasakan setelah menggunakan telepon seluler dalam jangka waktu cukup lama adalah rasa panas disekitar telinga yang diakibatkan oleh penyerapan energi panas dari baterei ponsel dan radiasi gelombang elektromagnetik dari ponsel itu sendiri. Namun untunglah tubuh kita masih memiliki sistem pengaturan suhu tubuh yang dapat menetralisir kembali dampak panas tersebut sehingga tidak terlalu mengganggu kesehatan kita.
Efek dari radiasi gelombang elektromagnetik yang diterima dan dipancarkan oleh antena pada handset ponsel yang perlu kita waspadai adalah efek non thermal berupa efek yang dapat mempengaruhi sel-sel dalam tubuh kita. Khusus pada telinga, sel-sel rambut yang terdapat pada telinga bagian dalam (rumah siput), telah terbukti sangat peka sekali terhadap rangsang dan pengaruh baik dari dalam maupun luar telinga. Rangsangan dari radiasi ponsel tentunya dapat mempengaruhi pula sel rambut tersebut yang pada akhirnya dapat mengganggu pendengaran kita.
Jika berbahaya dan perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap pengaruh radiasi telepon seluler, apakah kita lantas berhenti menggunakan ponsel dan membuangnya ke tempat sampah? Tentu saja tidak bijak tindakan tersebut, karena bagaimanapun juga ponsel telah menjadi bagian dari pola hidup manusia. Dan alangkah mubazirnya jika ponsel kita yang bermerek dan dibeli dengan harga selangit harus menjadi penghuni tempat sampah hanya karena ketakutan kita.
Langkah bijak yang dapat kita tempuh adalah memilih dan menggunakan ponsel secara aman bagi kesehatan kita. Beberapa tips yang penulis dapat berikan antara lain adalah:
1.Memilih dan membeli handset ponsel, sebaiknya tidak tergiur oleh harga yang murah dan iming-iming bonusnya saja. Karena bagaimanapun juga, handphone yang telah memiliki merek terkenal dan sudah mendunia tentu telah menerapkan standar keamanan yang cukup tinggi bagi produknya dan biasanya telah melewati uji coba yang cukup ketat, khususnya terhadap emisi radiasi yang dipancarkan oleh ponsel produknya.
2.Bacalah terlebih dahulu petunjuk pemakaian dan petunjuk keselamatan pemakaian hand phone yang biasanya disertakan dalam setiap pembelian. Lihatlah angka SAR (Specific Absorption Rate) yaitu ambang batas aman yang diperkenankan dan dianggap tidak mempengaruhi kesehatan. Semakin rendah nilainya semakin aman pula handphone tersebut.
3.Jangan sekali-kali mengubah perangkat ponsel termasuk sering mengganti chasing asli dengan chasing imitasi yang sekilas nampak lebih menarik dan murah harganya. Setiap pabrik ponsel tentu sudah merangcang sedemikian rupa produknya agar aman digunakan. Merubah berarti memperkenankan radiasi berlebih terpapar pada tubuh kita.
4.Sebaiknya tidak langsung menempelkan handphone ke telinga kita, ketika terjadi panggilan telepon baik ketika kita menelpon maupun pada saat kita ingin menerima panggilan telepon. Radiasi tertinggi terjadi pada saat tersebut dan radiasi tersebut akan berkurang pada saat telah terjadi koneksi yaitu ketika kita sudah terhubung dan telah dapat melakukan komunikasi dengan lawan bicara kita.
5.Jauhkan ponsel dari tubuh kita terutama pada saat radiasi terpancar karena semakin dekat sumber radiasi dengan tubuh kita maka semakin besar pula radiasi yang kita terima. Gunakanlah handphone seperlunya dan jika memang harus digunakan dalam jangka waktu lama pakailah fasilitas loudspeaker handphone atau handsfree headset.
6.Gunakanlah handphone pada daerah yang memiliki sinyal yang baik. Hal ini dapat dilihat pada tanda bar pada ponsel kita. Semakin sedikit bar maka ponsel akan mengeluarkan radiasi yang berlebih agar tetap dapat terkoneksi. Hindari menelpon pada daerah tertutup misalnya di dalam lift karena sering terjadi fenomena jebakan radiasi di dalam ruang tertutup tersebut.
Demikianlah beberapa tips aman menggunakan ponsel, yang tentunya akan berpulang pada diri kita sendiri, apakah tetap ingin memanfaatkan teknologi tersebut dan juga tidak menimbulkan dampak buruk pada kesehatan kita ( dari berbagai sumber )